Siang itu saya dan teman saya berjalan pelan dari selasar KPFT Teknik UGM, menuju Musholla Teknik untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat, kami baru saja selesai membahas tentang pergantian kepengurusan organisasi kami, di salah satu sudut selasar. Saat itu perasaan kami campur aduk, mulai dari rasa lega karena beberapa saat lagi kami akan menyelesaikan amanat yang satu tahun lalu diberikan kepada kami, dilain pihak ada rasa sedih seakan harus melepaskan sesuatu yang kami banggakan.
Membicarakan bagaimana kepengurusan selama satu tahun ini kami jalankan, memang banyak membawa hasil yang positif, tapi memang “tidak ada gading yang tak retak”. Kegagalan demi kegagalan bukan suatu hal jarang yang kami lalui, hal yang paling saya ingat ialah proyek besar kami yaitu merakit sensor polusi udara yang sudah dua tahun dengan tekun kami kerjakan, tapi akhirnya realisasi nya ditolak oleh fakultas dan sekarang pendanaannya dihentikan. Untung kami termasuk orang “bandel” yang tidak mau dipaksa menyerah, muncul ide mengubah sensor tersebut menjadi emission detector khusus kendaraan bermotor, yang saat ini sudah siap dipasarkan, dan dapat kami nikmati hasilnya. Ah.. begitu banyak kenangan manis satu tahun ini.
Tak lama berjalan, teman saya menunjuk kesalah satu sudut selasar “Hm, kalimat itu memang buat kita tampaknya” ujarnya. Saya pun tersenyum lebar dan mengangguk seraya mengiyakan perkataannya. Kami pun melanjutkan perjalanan kami dengan sumringah.
Sudut yang di tunjukan oleh teman saya itu bertuliskan “I have not failed, I’ve just found 10.000 ways that won’t work –Thomas Alfa Edison”. Tulisan ini terpasang di banner dari stand ECC UGM yang berada di selasar KPFT, ECC UGM sendiri merupakan tempat favorit mahasiswa Teknik untuk mencari lowongan kerja.
Entah mengapa, Tulisan itu begitu sesuai dengan situasi kami setahun ini, berbagai kegagalan telah kami alami, bidang yang kami dalami adalah bidang teknologi inovasi, itu sebabnya kami berada dalam ironi, disatu pihak kami yakin sesuatu yang tidak berinovasi suatu saat akan mati, tapi faktanya 90% dari hasil inovasi pasti akan menemui kegagalan. Itulah alasan mengapa kami tidak boleh menyerah. Selayaknya apa yang dikatakan Thomas Edison kami bukanlah gagal tapi kami telah menemukan 10.000 cara lain untuk membuat sesuatu tidak bekerja.
Berikut sedikit tentang kegigihan Thomas Alfa Edison, pada tahun 1877 ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yang bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam.
Dalam salah satu biografinya disebutkan bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan lampu listrik. Sungguh keuletan yang luar biasa. Kalau saja Edison frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalamai kegagalan yang ke 999 kali, entah seperti apa keadaan masa sekarang.
Kegagalan demi kegagalan yang kita alami mungkin sudah cukup banyak, tapi belajarlah dari kisah ini dimana seorang jenius seperti Edison pun harus mengalami kegagalan sampai ribuan kali untuk mendapatkan kesuksesan, kenapa kita harus menyerah hanya karena beberapa “batu kecil” yang menghalangi jalan kita. Jangan pernah menyerah, karena kita tidak pernah tahu betapa dekatnya kesuksesan itu dari kita, yang harus kita lakukan adalah mencoba satu kali lagi.
Referensi untuk bagian biografi Thomas Alfa Edison :
http://en.wikipedia.org/wiki/Thomas_Edison
2 komentar:
Berkunjung.. :D
Salam Sukses!
Thx U 4 Visiting. :D
Posting Komentar